Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai terletak di daerah Muarakaman, tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Zaman dahulu umumnya letak kerajaan di tepi sungai atau dekat pantai. Tujuannya agar mudah berhubungan dengan dunia luar, karena jalan darat masih sukar. Selain itu, dekat sungai atau pantai berarti dekat dengan sumber kehidupan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kerajaaan Kutai dianggap sebagai kerajaan tertua di indonesia. Hal ini di dasarkan pada peninggalannya yang berupa Yupa yang tidak berangkah tahun, tetapi ditinjau dari bentuk tulisaannya, yang di pakai di perkirakan berasal dari abad ke-5 M.
1. Sumber Sejarah Kerajaan Kutai
Sumber sejarah Kerajaan Kutai adalah prasasti yang berbentuk yupa. Yupa adalah tugu batu bertulis dan digunakan sebagai tempat mengikat hewan kurban yang akan dipersembahkan kepada para dewa.
Prasasti yang ditemukan berjumlah tujuh buah Namun, semuanya belum berhasil terbaca dengan baik. Prasasti-Prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Prasasti ini disebut Prasasti Muara Kaman, karena ditemukan didaerah Muara Kaman. Prasasti Muara Kaman disebut juga Prasasti Mulawarman, karena dibuat oleh Raja Mulawarman.
Berdasarkan prasasti itu, kita memperoleh keterangan bahwa Kudungga adalah nama asli Indonesia dan belum terpengaruh oleh budaya Hindu. Nama tersebut menggunakan bahasa Sansekerta dengan huruf Pallawa. Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa pembentukan keluarga (dinasti) adalah Aswawarman,bukan Kudungga.
2. Corak Kerajaan Kutai
Dari uraian tersebut diketahui bahwa agama Hindu masuk ke Kutai berasal dari India Selatan. Sebagai bukti adanya, Prasasti Yupa dan huruf Pallawa, India Selatan. Penggunaan nama berakhiran warman adalah suatu kebiasaan yang digunakan di India Selatan.
Agama Hindu masuk ke Kutai berasal dari Indonesia Selatan. Buktinya adalah, Prasasti Yupa dengan huruf Pallawa berasal dari kerajaan Pallawa, India Selatan. Penggunaan nama berakhiran warman adalah suatu kebiasaan yang digunakan di India Selatan.
Agama yang dianut oleh Raja Mulawarman adalah agama Hindu Syiwa. Hal ini terbukti pada salah satu prasastinya yang tertulis, bahwa Raja Mulawarman memberikan hadiah berupa 1000 ekor lembu kepada para Brahmana di suatu tempat yang disebut Waprakeswara. Tempat itu adalah tempat suci untuk memuja dewa Syiwa.
Dari keterangan ini dapat disimpulkan,bahwa Raja Mulawarman adalah seorang raja besar yang sangat mulia dan baik budinya. Oleh karena itu, ia dianggap sebagai raja yang terbesar.
Dengan demikian,jelaslah bahwa pada masa itu lalu lintas perdagangan dari India juga melalui Selat Makasar, lalu menuju Filipina, dan akhirnya ke negeri Cina. Perkembangan selanjutnya tentang Kerajaan Kutai tidak dapat di ketahui dengan pasti, sebab selain ke-7 prasasti tersebut, berita tertulis lainnya tidak ada, atau mungkin belum ditemukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar